11 Mei 2009

Cara Mudah Menjadi Guru yang Unggul

Oleh Suyatno

Setiap guru, di manapun tempat mendidiknya, pastilah menginginkan dirinya unggul. Minimal, dia akan tampak unggul di mata murid-muridnya. Guru adalah manusia juga yang mempunyai prestise untuk kelangsungan perannya. Keunggulan diraih oleh guru melalui berbagai upaya sehingga sang guru mampu memenuhi kebutuhan percaya diri.

Namun, banyak guru yang tidak pernah tahu jalan untuk menuju keunggulan karena tertutup oleh kebiasaan tetapnya yang telah menjadi gumpalan es yang susah untuk dicairkan. Meskipun, dalam hati nuraninya, guru mempunyai kesadaran untuk menjadi unggul. Berikut cara praktis menjadi unggul.

1. Kenali Potensi Diri
Setiap orang mempunyai potensi yang luar biasa dan berbeda dengan potensi yang dimiliki orang lain. Guru juga mempunyai potensi yang khas. Potensi itulah harta yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Menurut Covey (penulis 8 habits, untuk menjadi unggul temukanlah suaramu, lalu ilhamilah orang lain menemukan suaranya! Jika orang menemukan lalu mengekspresikan suara jiwanya, ia akan bergemilang. Jika guru menolong setiap siswanya menemukan suaranya, keseluruhannya akan menjadi organisasi yang gemilang. Secara fenomenologis teramati bahwa semua orang ingin menjadi orang besar, paling tidak, bagian dari yang serba besar.

2. Dirimu adalah Seorang Profesional
Ingatlah, dirimu adalah profesional. Tiap orang, yang menjadi guru dapat disebut sebagai tenaga profesional. Setiap tindakan guru berarti harus dapat dipertanggungjawabkan, berdasarkan rasionalitas pembelajaran, bertumpu pada hasil belajar, dan berorientasi pada kejayaan muridnya. Ingatlah, kaum profesional dari pelbagai disiplin kerja sekarang sudah merambah ke seluruh dunia. Bagi mereka batas-batas negara tidak lagi relevan. Wawasan mereka sudah kosmopolitan. Mereka adalah warga dunia yang bisa memberikan kontribusi mereka di mana saja di muka Bumi. Mereka bisa bekerja di mana saja di planet ini.

3. Membangun Mentalitas Mutu
Guru unggul selalu menampilkan kinerja terbaik yang sangat mungkin. Dengan sengaja dia tidak akan menampilkan the second best (kurang dari terbaik) karena tahu tindakan itu sesungguhnya adalah bunuh diri profesi. Seorang profesional mengusahakan dirinya selalu berada di ujung terbaik (cutting edge) bidang keahliannya. Dia melakukannya karena hakikat profesi itu memang ingin mencapai suatu kesempurnaan nyata, menembus batas-batas ketidakmungkinan praktis, untuk memuaskan dahaga manusia akan ideal mutu: kekuatan, keindahan, keadilan, kebaikan, kebergunaan.

4. Selalu Berbuat Baik
Seorang guru unggul selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi masyarakat. Baik berarti goodness yang dipersembahkan bagi kemaslahatan masyarakat melalui muridnya. Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi nilai kerja itu sendiri diabdikan demi kebaikan masyarakat yang didorong oleh kebaikan hati, bahkan dengan kesediaan berkorban.

Tampaklah bahwa menjadi guru unggul sangat mudah. Modalnya hanya motivasi diri, dan stamina moral dari potensi diri sendiri. Jangan membuat sulit sesuatu yang sebenarnya telah melabel dalam diri kita. Berangkatlah dari motivasi yang berasal dari ruang spiritual. Dari ruang ini dapat didulang berbagai jenis motivasi luhur seperti demi siswa, demi bangsa, demi kaum papa, demi perdamaian, demi demokrasi, demi kemanusiaan, demi peradaban, dan sebagainya

03 Mei 2009

Anda Guru Yang Mana?

Jangan dianggap tidak terjadi apa-apa manakala siswa terdiam seribu bahasa saat guru di kelas. Bisa jadi, mereka memendam rasa dan memendam sesak dada gara-gara guru sangat menjengkelkan. Siswa tidak akan berani berkomentar langsung karena enggan, takut, atau super pasif. Guru biasanya juga tidak tahu kalau kelas yang dimasukinya penuh dengan sesak dada dan memendam rasa. Bahkan, banyak guru yang menganggap kelas diam sebagai keberhasilan mengajar.
Ada guru yang disukai siswa dan banyak pula yang dibenci siswa. Dampaknya, guru yang disukai siswa selalu mengakibatkan materi pembelajaran diserap dengan sempurna. Sebaliknya, guru yang dibenci siswa tidak menyebabkan materi diterima dengan baik oleh memori siswa. Bagi siswa, guru yang menyesakkan dada selalu menjengkelkan kalau harus diajak bekerjasama.
Berikut ini, ciri-ciri guru yang menyesakkan dada siswa. Tentunya, setelah membaca uraian di bawah ini, guru diharapkan segera berubah agar disukai siswanya.

Guru Penindas
Guru tipe ini punya hobi "menindas" siswa dengan dalih kekuasaan. Tak jarang, ia memerintah siswa semaunya.

Guru Detail
Guru detail suka terlalu berlebihan dalam memperhatikan detail, sehingga malah mengurangi efektivitas. Biasanya, mata melotot lama mengamati siswa satu per satu. Kacamata dimelorotkan penuh curiga. Ibaratnya, guru seperti singa mengendus kambing di hutan.

Guru Perfeksionis
Jika ada sesuatu yang tidak sempurna, guru ini akan uring-uringan. Standar kinerjanya biasanya memang tidak realistis, tak seperti guru lain. Ada suara cekikikan sedikit saja langsung tersinggung. Kelas harus terlihat bersih. Seragam siswa harus rapi semua, dan harus, harus, harus yang lainnya. Bahkan, guru yang satu ini sangat tidak rasionalistis seperti hidup di bumi.

Guru Gunung Es
Perubahan, sekecil apa pun, dapat membuat Si Gunung Es kesal. Si satu ini memang tak suka perubahan. Ia suka status-quo. Hal baru tidak pernah disinggung sedikit pun. Siswa harus berpedoman pada buku yang dipelajari. Kalau melenceng sedikit saja, dia marah meskipun siswa memberikan bukti autentik.

Guru Perajuk
Guru jenis ini tak jarang menolak tugas yang dibebankan padanya, jika ia merasa tugas itu bukan bagian dari tugasnya. Suka protes meskipun tidak tahu apa-apa. Kelas sangat gampang ditinggalkannya hanya masalah sepele.

Guru Penyebar Gosip
Guru akan merasa menjadi orang penting saat cerita yang ia sampaikan dan besar-besarkan membuat orang-orang di sekitarnya bereaksi. Omongnya segudang dengan bumbu gosip sangat adiktif. Saat di kelas, guru banyak membual sedikit materi pelajaran.

Guru Pesimistis
Seorang pesimis menganggap kelas atau bahkan dunia sebagai tempat yang tidak nyaman. Apa pun yang dikerjakan orang lain, ia merasa tak akan menciptakan perubahan baginya. Dia selalu merasa kalah sebelum berjuang. Guru semacam ini tidak pernah yakin kalau siswanya mampu melakukan sesuatu.

Guru Kanak-Kanak
Tingkahnya memang masih seperti anak-anak yang tak beroleh mainan yang ia inginkan. Ngambek, menarik diri, dan akhirnya menangis. Siswa menjadi tumpuan tangisannya.

Anda GURU YANG MANA? Semoga Anda tidak menjadi guru yang menyesakkan dada siswa. Caranya, selalulah banyak berdiskusi, membaca, bersahabat dengan anak, dan sering melakukan refleksi diri.

02 Mei 2009

HARDIKNAS

2 mei 2009,
Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah buat kita insan pendidikan. Sebab, hari ini merupakan titik tolak kebangkitan bangsa Indonesia dari keterpurukan. Tentunya kita tak akan lupa para pahlawan yang telah berjasa dalam memerdekakan Dunia Pendidikan Kita. Bapak Ki Hajar Dewantara yang telah mengantarkan martabat bangsa menjadi lebih diperhitungkan melalui Pendidikan.
Sekarang ini, akankah lahir Ki Hajar Dewantara yang baru?
Setidaknya kita bisa melihat perkembangan yang cukup tinggi di dunia pendidikan kita sekarang. Sekolah-sekolah bertarap Internasional telah banyak dibuka. Dukungan pemerintah pun sudah semakin besar. Dengan cara ini, kita berharap anak-anak Indonesia sekarang bisa lebih meningkatkan kualitasnya untuk bisa bersaing di masa datang. Tidak jika Tema Hardiknas tahun ini "Pendidikan Sains, Teknologi dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa".
Dan semoga para penerus bisa mengantarkan Indonesia ke Cita-cita yang telah tertuang dalam UUD 45. Maju Terus Dunia Pendidikan.