Gema perayaan Maulid Nabi Muhammad saw berkumandang di mana-mana. Kerinduan akan getaran nilai-nilai Ilahiah semakin kental dalam kehidupan keseharian, tatkala kita sedang dalam cobaan kuat mendera. Hidup semakin sulit, nilai-nilai kemanusiaan dan gotong royong kian melonggar. Cobaan demi cobaan terus berdatangan di negeri ini. Tidak ada gantungan yang lebih kokoh kecuali mendekatkan diri kepada Allah. Lihatlah masjid, surau, majelis-majelis pengajian mulai dibanjiri dan dirindukan umat.
Perayaan Maulid Nabi, mempunyai tiga keuntungan. Pertama, dengan merayakan hari kelahiran Nabi, kita mengingat sirah Muhammad dilanjutkan dengan mengambil qudwah dan uswah hasanah (suri tauladan baik) darinya. Kedua, mengelimitasi dan menggarisbawahi hubungan erat dengan ahl al-bayt. Ketiga, mendorong persatuan di antara umat Islam sehingga mereka dapat bergandeng tangan dalam menghadap objek dakwahnya.
Begitu banyak pujian pernah dilontarkan dan pengakuan orang lain. Bahkan, para orientalis yang membaca sejarah Islam secara kritis, sangat kagum dan memberikan apresiasi terhadap Nabi Muhammad. Murtadha Mutahhari dalam bukunya Sekolah Ilahi, Akhlak Suci Nabi Yang Ummi, mengutip begitu banyak pendapat tentang Nabi, antara lain dari Costante Vergil Giorgio, "Sekalipun ia tidak berpendidikan, namun ayat-ayat permulaan yang diturunkan kepadanya menyebut-nyebut pena dan pengetahuan tentang tulisan, menulis, proses belajar dan mengajar.
Risalah-risalah yang disampaikan Nabi begitu relevan dengan kehidupan saat ini. Sabda beliau, "Catatlah perkataanku, simpan dan sampaikan kepada generasi mendatang. Sangat mungkin generasi mendatang memahami lebih baik makna kata-kataku daripada para pengikut yang sekarang duduk di sebelah mimbarku ini". Begitulah Nabi meninggalkan "mutiara kehidupan" kepada umatnya. Di tengah kekaguman orang lain terhadap Rasul, dan di tengah gegap gempita perayaan Maulid Nabi Muhammad, sebuah lagu yang dipopulerkan Bimbo, menghanyutkan kita dalam suasana yang religius. Rindu kami padamu ya Rasul. Rindu tiada terperi. Berabad jarak darimu ya Rasul, seakan engkau di sini……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar