07 September 2009
Renungan : SAYAP YANG KERDIL
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.
Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.
Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.
Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”
Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”
Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan.Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat.
Semoga bermanfaat.
MAPS(Comunity)Indonesia
Dikirimkan oleh Tari.
03 Agustus 2009
Bagaimana Menjadi Murid Yang Sukses!
1. Usahakan untuk masuk sekolah setiap hari.
Kadang kita merasa malas untuk bangun pagi, apalagi kalau di hari Senin. Aduh, rasanya masih mengantuk sekali. Akhirnya kita berpikir untuk mencari alasan agar tidak masuk sekolah. Untuk mengejar ketinggalan, kalian meminjam catatan dari temanmu. Eit, tunggu dulu, dengan meminjam catatan dari teman bukan berarti kalian dapat mengerti apa yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru di sekolah lho. Pada saat temanmu menulis catatan tersebut, dia menuliskan apa yang dianggap perlu olehnya. Nah, bagaimana kalau ternyata ada hal penting lain yang tidak tercatat olehnya? Wah, bisa-bisa saat ditanyakan di ulangan, kita tidak dapat menjawabnya.
2. Mulailah masuk ke kelas dengan perasaan terbuka.
Kalian pasti bertanya-tanya, apa sih maksud dari kalimat diatas? Kita sering merasakan kita menyukai kelas yang satu sedangkan ada juga kelas yang tidak kita sukai. Entah itu karenanya gurunya galak, tidak dapat menerangkan dengan baik atau bahan yang diajarkan tidak menarik. Karena alasan itulah akhirnya kita sering ogah-ogahan untuk mengikuti kelas tersebut dengan baik. Wah, kalau kita merasa begini terus, bisa-bisa kita tidak dapat nilai bagus di buku rapor. Agar, nilai di rapor tetap memuaskan cobalah untuk tidak langsung men-cap kelas tersebut tidak menyenangkan. Dengarkan apa yang diajarkan oleh guru tersebut, lalu resapi pelajaran yang diajarkan hingga kalian mengerti. Kalau ada yang kurang jelas, cobalah untuk bertanya kepada guru tersebut. Ingat, bahwa semua guru menginginkan agar muridnya pintar dan beliau tidak akan lelah untuk mengajari hingga kalian mengerti. Dengan begitu, selain kamu mengerti pelajaran yang diajarkan, kalian juga menciptakan hubungan yang baik dengan guru kalian.
3. Selalu siap sebelum masuk kelas.
Untuk memastikan bahwa pelajaran yang diajarkan dimengerti oleh para muridnya, guru sering memberikan latihan untuk di rumah atau yang kita sebut dengan pekerjaan rumah (PR). Biasakan untuk menyelesaikan dan mengumpulkan PR tersebut di saat yang ditentukan. Apabila kalian kesulitan menyelesaikan tugas tersebut, kalian dapat meminta bantuan dari ayah, ibu, kakak, teman sekelas atau bahkan dari guru mata pelajaran tersebut. Begitu juga dengan tugas-tugas lain seperti prakarya atau kerajinan tangan. Cobalah untuk mengumpulkan tepat pada waktunya. Dengan demikian, nilai yang kalian dapatkan utuh dan tidak dipotong karena terlambat mengumpulkan.
4. Ikuti bimbingan belajar.
Kalian atau bahkan teman kalian pasti ada yang pernah ikut bimbingan belajar bukan? Bimbingan belajar dapat membantu kalian untuk lebih memperdalam pelajaran yang diajarkan di sekolah. Banyak bimbingan-bimbingan belajar yang dapat kalian ikuti. Pastikan sebelum mendaftar, bimbingan belajar yang kalian pilih merupakan bimbingan belajar yang baik. Coba tanyakan dengan teman kalian, bimbingan belajar apa yang diikutinya dan apakah itu membantunya untuk mengerti pelajaran di sekolah.
Nah, mulailah untuk rajin belajar dari sekarang dan selamat mencoba tips-tips diatas!
ditulis oleh Ardiani Prabawa dari berbagai sumber.
11 Mei 2009
Cara Mudah Menjadi Guru yang Unggul
Setiap guru, di manapun tempat mendidiknya, pastilah menginginkan dirinya unggul. Minimal, dia akan tampak unggul di mata murid-muridnya. Guru adalah manusia juga yang mempunyai prestise untuk kelangsungan perannya. Keunggulan diraih oleh guru melalui berbagai upaya sehingga sang guru mampu memenuhi kebutuhan percaya diri.
Namun, banyak guru yang tidak pernah tahu jalan untuk menuju keunggulan karena tertutup oleh kebiasaan tetapnya yang telah menjadi gumpalan es yang susah untuk dicairkan. Meskipun, dalam hati nuraninya, guru mempunyai kesadaran untuk menjadi unggul. Berikut cara praktis menjadi unggul.
1. Kenali Potensi Diri
Setiap orang mempunyai potensi yang luar biasa dan berbeda dengan potensi yang dimiliki orang lain. Guru juga mempunyai potensi yang khas. Potensi itulah harta yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Menurut Covey (penulis 8 habits, untuk menjadi unggul temukanlah suaramu, lalu ilhamilah orang lain menemukan suaranya! Jika orang menemukan lalu mengekspresikan suara jiwanya, ia akan bergemilang. Jika guru menolong setiap siswanya menemukan suaranya, keseluruhannya akan menjadi organisasi yang gemilang. Secara fenomenologis teramati bahwa semua orang ingin menjadi orang besar, paling tidak, bagian dari yang serba besar.
2. Dirimu adalah Seorang Profesional
Ingatlah, dirimu adalah profesional. Tiap orang, yang menjadi guru dapat disebut sebagai tenaga profesional. Setiap tindakan guru berarti harus dapat dipertanggungjawabkan, berdasarkan rasionalitas pembelajaran, bertumpu pada hasil belajar, dan berorientasi pada kejayaan muridnya. Ingatlah, kaum profesional dari pelbagai disiplin kerja sekarang sudah merambah ke seluruh dunia. Bagi mereka batas-batas negara tidak lagi relevan. Wawasan mereka sudah kosmopolitan. Mereka adalah warga dunia yang bisa memberikan kontribusi mereka di mana saja di muka Bumi. Mereka bisa bekerja di mana saja di planet ini.
3. Membangun Mentalitas Mutu
Guru unggul selalu menampilkan kinerja terbaik yang sangat mungkin. Dengan sengaja dia tidak akan menampilkan the second best (kurang dari terbaik) karena tahu tindakan itu sesungguhnya adalah bunuh diri profesi. Seorang profesional mengusahakan dirinya selalu berada di ujung terbaik (cutting edge) bidang keahliannya. Dia melakukannya karena hakikat profesi itu memang ingin mencapai suatu kesempurnaan nyata, menembus batas-batas ketidakmungkinan praktis, untuk memuaskan dahaga manusia akan ideal mutu: kekuatan, keindahan, keadilan, kebaikan, kebergunaan.
4. Selalu Berbuat Baik
Seorang guru unggul selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi masyarakat. Baik berarti goodness yang dipersembahkan bagi kemaslahatan masyarakat melalui muridnya. Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi nilai kerja itu sendiri diabdikan demi kebaikan masyarakat yang didorong oleh kebaikan hati, bahkan dengan kesediaan berkorban.
Tampaklah bahwa menjadi guru unggul sangat mudah. Modalnya hanya motivasi diri, dan stamina moral dari potensi diri sendiri. Jangan membuat sulit sesuatu yang sebenarnya telah melabel dalam diri kita. Berangkatlah dari motivasi yang berasal dari ruang spiritual. Dari ruang ini dapat didulang berbagai jenis motivasi luhur seperti demi siswa, demi bangsa, demi kaum papa, demi perdamaian, demi demokrasi, demi kemanusiaan, demi peradaban, dan sebagainya
03 Mei 2009
Anda Guru Yang Mana?
Jangan dianggap tidak terjadi apa-apa manakala siswa terdiam seribu bahasa saat guru di kelas. Bisa jadi, mereka memendam rasa dan memendam sesak dada gara-gara guru sangat menjengkelkan. Siswa tidak akan berani berkomentar langsung karena enggan, takut, atau super pasif. Guru biasanya juga tidak tahu kalau kelas yang dimasukinya penuh dengan sesak dada dan memendam rasa. Bahkan, banyak guru yang menganggap kelas diam sebagai keberhasilan mengajar.
Ada guru yang disukai siswa dan banyak pula yang dibenci siswa. Dampaknya, guru yang disukai siswa selalu mengakibatkan materi pembelajaran diserap dengan sempurna. Sebaliknya, guru yang dibenci siswa tidak menyebabkan materi diterima dengan baik oleh memori siswa. Bagi siswa, guru yang menyesakkan dada selalu menjengkelkan kalau harus diajak bekerjasama.
Berikut ini, ciri-ciri guru yang menyesakkan dada siswa. Tentunya, setelah membaca uraian di bawah ini, guru diharapkan segera berubah agar disukai siswanya.
Guru Penindas
Guru tipe ini punya hobi "menindas" siswa dengan dalih kekuasaan. Tak jarang, ia memerintah siswa semaunya.
Guru Detail
Guru detail suka terlalu berlebihan dalam memperhatikan detail, sehingga malah mengurangi efektivitas. Biasanya, mata melotot lama mengamati siswa satu per satu. Kacamata dimelorotkan penuh curiga. Ibaratnya, guru seperti singa mengendus kambing di hutan.
Guru Perfeksionis
Jika ada sesuatu yang tidak sempurna, guru ini akan uring-uringan. Standar kinerjanya biasanya memang tidak realistis, tak seperti guru lain. Ada suara cekikikan sedikit saja langsung tersinggung. Kelas harus terlihat bersih. Seragam siswa harus rapi semua, dan harus, harus, harus yang lainnya. Bahkan, guru yang satu ini sangat tidak rasionalistis seperti hidup di bumi.
Guru Gunung Es
Perubahan, sekecil apa pun, dapat membuat Si Gunung Es kesal. Si satu ini memang tak suka perubahan. Ia suka status-quo. Hal baru tidak pernah disinggung sedikit pun. Siswa harus berpedoman pada buku yang dipelajari. Kalau melenceng sedikit saja, dia marah meskipun siswa memberikan bukti autentik.
Guru Perajuk
Guru jenis ini tak jarang menolak tugas yang dibebankan padanya, jika ia merasa tugas itu bukan bagian dari tugasnya. Suka protes meskipun tidak tahu apa-apa. Kelas sangat gampang ditinggalkannya hanya masalah sepele.
Guru Penyebar Gosip
Guru akan merasa menjadi orang penting saat cerita yang ia sampaikan dan besar-besarkan membuat orang-orang di sekitarnya bereaksi. Omongnya segudang dengan bumbu gosip sangat adiktif. Saat di kelas, guru banyak membual sedikit materi pelajaran.
Guru Pesimistis
Seorang pesimis menganggap kelas atau bahkan dunia sebagai tempat yang tidak nyaman. Apa pun yang dikerjakan orang lain, ia merasa tak akan menciptakan perubahan baginya. Dia selalu merasa kalah sebelum berjuang. Guru semacam ini tidak pernah yakin kalau siswanya mampu melakukan sesuatu.
Guru Kanak-Kanak
Tingkahnya memang masih seperti anak-anak yang tak beroleh mainan yang ia inginkan. Ngambek, menarik diri, dan akhirnya menangis. Siswa menjadi tumpuan tangisannya.
Anda GURU YANG MANA? Semoga Anda tidak menjadi guru yang menyesakkan dada siswa. Caranya, selalulah banyak berdiskusi, membaca, bersahabat dengan anak, dan sering melakukan refleksi diri.
02 Mei 2009
HARDIKNAS
Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah buat kita insan pendidikan. Sebab, hari ini merupakan titik tolak kebangkitan bangsa Indonesia dari keterpurukan. Tentunya kita tak akan lupa para pahlawan yang telah berjasa dalam memerdekakan Dunia Pendidikan Kita. Bapak Ki Hajar Dewantara yang telah mengantarkan martabat bangsa menjadi lebih diperhitungkan melalui Pendidikan.
Sekarang ini, akankah lahir Ki Hajar Dewantara yang baru?
Setidaknya kita bisa melihat perkembangan yang cukup tinggi di dunia pendidikan kita sekarang. Sekolah-sekolah bertarap Internasional telah banyak dibuka. Dukungan pemerintah pun sudah semakin besar. Dengan cara ini, kita berharap anak-anak Indonesia sekarang bisa lebih meningkatkan kualitasnya untuk bisa bersaing di masa datang. Tidak jika Tema Hardiknas tahun ini "Pendidikan Sains, Teknologi dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa".
Dan semoga para penerus bisa mengantarkan Indonesia ke Cita-cita yang telah tertuang dalam UUD 45. Maju Terus Dunia Pendidikan.
16 April 2009
Seleksi Tim Usia Dini
Hampir semua cabang olahraga kita bina, tapi kalau pembinaannya mengesampingkan nilai sportifitas, tentu hasilnya juga akan menjadi atlit yang tidak SPORTIF dan tidak Professional. Semua tetap berdasarkan bagaimana cara kita membina mereka. Mulai dari fisik hingga mentalnya, tentu memerlukan pelatihan khusus yang lebih intensif. Agar Tarakan tetap bisa melahirkan atlit-atlit yang bermutu, yang dapat menjadi kebanggan kota Paguntaka dan Negara tercinta kita : INDONESIA.
Pembinaan olahraga sudah kita mulai, dan seharusnya tidak boleh kita biarkan berjalan lamban dan terputus-putus, apalagi sampai kita hentikan. Pemerintah Kota Tarakan juga turut bertanggungjawab atas hal ini, sebab bagaimana pun semua kegiatan pembinaan tersebut memerlukan biaya operasional yang cukup besar. Tentunya melalui DISDIK Kota Tarakan, kita mengharapkan agar pembinaan seperti ini tetap di control dengan baik.
Jadi semua punya tanggungjawab, Sekolah sebagai tempat bahan, Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Sebagai Pengolah, yang akan menghasilkan Produk (Atlit) yang terbaik. Bagaimana hasil yang baik bisa tercipta, jika ada salah satu elemen yang tidak stabil?
Oleh karena itu, mari kita tetap menjaga kebersamaan untuk Kota Tarakan dan Kesatuan untuk INDONESIA.
12 April 2009
Pahlawan Pergerakan Nasional
BAPAK PENDIDIKAN NASIONAL
Lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hajar Dewantara terlahir dalam keluarga kraton Yogyakarta. Sebagai golongan ningrat, Ki Hajar Dewantara memperoleh hak untuk mengenyam pendidikan yang layak dari kolonial Belanda. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda), beliau meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), sayang sekali lantaran menderita sakit, ia tidak bisa meneruskan pendidikannya di STOVIA.
Berjuang Lewat Tulisan
Tak berhasil menyelesaikan pendidikannya di STOVIA, tak membuat Ki Hajar Dewantara vakum, beliaupun mulai menulis untuk beberapa surat kabar sebagai wartawan muda. Selain itu beliau juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan politik. Sebagai seorang wartawan tulisan-tulisan beliau dikenal sangat patriotik dan mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal anatarlain "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: Als ik eens Nederlander was), dimuat dalam surat kabar de Expres milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel ini ditulis sebagai protes atas rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda (Indonesia), yang saat itu masih belum merdeka, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis.
Masa Pengasingan
Sindiran Ki Hajar Dewantara melalui tulisan-tulisannya di beberapa surat kabar menyulut kemarahan Belanda, puncaknya Gubernur Jendral Idenburg memerintahkan agar Ki Hajar Dewantara di asingkan ke Pulau Bangka tanpa proses peradilan terlebih dahulu. Atas permintaan kedua rekannya yang juga mengalami hukuman pengasingan yaitu dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, pengasingan mereka dilaihkan ke negeri Belanda. Masa pembuangan di negeri Belanda tersebut tidak disia-siakan oleh KI Hajar Dewantara untuk mendalami bidang pendidikan dan pengajaran, hingga akhirnya memperoleh sertifikat Europeesche Akte.
Perguruan Nasional Taman Siswa
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918, Ki Hajar Dewantara mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan sebagai salah satu bentuk perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya lainnya, Ki Hajar mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau lebih dikenal dengan Perguruan Nasional Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Taman Siswa merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta semangat berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan Ki Hajar Dewantara tak hanya melalui Taman siswa, sebagai penulis, Ki Hajar Dewantara tetap produktif menulis untuk berbagai surat kabar. Hanya saja kali ini tulisannya tidak bernuansa politik, namun beralih ke bidang pendidikan dan kebudayaan. Tulisan KI Hajar Dewantara berisi konsep-konsep pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan. Melalui konsep-konsep itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Dalam perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai Semboyan yaitu tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolah Taman Siswa.
Pahlawan Pendidikan Indonesia
Di Usia nya yang genap 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mencabut gelar kebangsawanannya dan mengganti nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal ini dimaksudkan agar beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hati. Pada masa pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai salah satu pimpinan pada organisasi Putera bersama-sama dengan Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Dimasa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara dingkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Perjuangan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia membuat beliau layak di anugerahi gelar pahlawan pendidikan Indonesia. Tak berlebihan pula jika tanggal lahir beliau, 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan Nasional untuk mengenang dan sebagai penyemangat bagi kita untuk meneruskan prakarsa dan pemikiran-pemikiran beliau terhadap pendidikan Indonesia.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Abdul Muis (1883–1959)
Melawan Belanda dengan Pena
Perlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukannya tanpa putus-putus dengan berbagai cara. Dengan ‘pena’-nya yang tajam, partai politik, komite perlawanan orang pribumi, bahkan memimpin mogok kerja. Sebagai seorang wartawan, tulisan Abdul Muis merupakan tulisan perlawanan terhadap Belanda.
Begitu juga sebagai Pengurus Besar Sarekat Islam, ia selalu menanamkan semangat perlawanan kepada anggotanya. Ia juga mendirikan Komite Bumiputera bersama tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya sebagai perlawanan terhadap rencana Pemerintah Belanda yang akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke seratus di Indonesia.
Tokoh yang menjadi utusan ke Negeri Belanda sebagai anggota Komite Indie Weerbaar sehubungan dengan terjadinya Perang Dunia pertama ini, juga merupakan tokoh di belakang cikal bakal berdirinya Institut Teknologi Bandung (ITB). Pejuang yang juga terkenal sebagai sastrawan ini, hingga Indonesia merdeka tetap melakukan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan.
Sebelum terjun menekuni dunia kewartawanan, pria yang lahir di Sungai Puar, Bukit Tinggi, 3 Juli 1883, ini sempat menjadi pegawai negeri. Pekerjaan itu ia geluti beberapa waktu saja setelah memutuskan untuk tidak meneruskan sekolahnya di STOVIA (Sekolah dokter). Namanya mulai dikenal oleh masyarakat ketika karangannya yang banyak dimuat di harian de Express selalu mengecam tulisan orang-orang Belanda yang sangat menghina bangsa Indonesia.
Untuk mengefektifkan perjuangannya, ia selanjutnya terjun berpolitik praktis dengan menjadi anggota Sarekat Islam. Di organisasi tersebut ia diangkat menjadi salah seorang anggota Pengurus Besar. Kepada anggota sarekat, ia selalu menanamkan semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Bahkan ketika Kongres Sarekat Islam diadakan pada tahun 1916, ia menganjurkan agar Sarekat Islam (SI) bersiap-siap menempuh cara kekerasan menghadapi Belanda jika cara lunak tidak berhasil.
Perlawanan tidak hanya ditujukannya kepada Pemerintahan kolonial Belanda, tapi terhadap ajaran-ajaran yang tidak disetujuinya. Seperti selama kesertaannya di Sarekat Islam, ia selalu berjuang agar diadakan disiplin partai, yang intinya untuk mengeluarkan anggota-anggota yang sudah dipengaruhi oleh paham komunis.
Pada tahun 1913, ia bersama tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya seperti Ki Hajar Dewantara, mendirikan Komite Bumiputera. Komite ini dibentuk awalnya adalah untuk menentang rencana Pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis. Rencana Pemerintah Belanda tersebut memang sesuatu yang ironis. Di negeri yang sedang di jajahnya, mereka hendak merayakan hari kemerdekaannya secara besar-besaran. Itulah yang ditentang oleh para tokoh pergerakan nasional tersebut. Namun oleh karena perlawanan itu, ia akhirnya ditangkap oleh Pemerintah Belanda.
Ketika Perang Dunia I terjadi, bangsa ini pun siap sedia mengatasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Untuk itu, pada tahun 1917, Abdul Muis diutus ke Negeri Belanda sebagai anggota Komite Indie Weerbaar guna membicarakan masalah pertahanan bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, ia juga berusaha mempengaruhi tokoh-tokoh bangsa Belanda agar mendirikan sekolah teknik di Indonesia. Usahanya tersebut beberapa tahun kemudian membuahkan hasil. Oleh Belanda didirikanlah Technische Hooge School di Bandung yang dikemudian hari berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) sekarang.
Abdul Muis terkenal sebagai orang yang selalu membela kepentingan rakyat kecil. Ia sering berkunjung ke daerah-daerah untuk membela rakyat kecil tersebut sambil membangkitkan semangat para pemuda agar semakin giat berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia.
Melawan Belanda sepertinya ia tidak kehabisan ide, berbagai cara perlawanan pernah dilakukannya termasuk mengajak kaum buruh untuk melakukan mogok. Seperti yang dilakukannya pada tahun 1922, ia memimpin pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta. Karena tindakannya itu, ia kembali ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan mengasingkannya ke Garut, Jawa Barat.
Di samping terkenal sebagai pejuang kemerdekaan, ia juga terkenal sebagai seorang sastrawan Indonesia. Karya sastra yang berjudul “Salah Asuhan” yang sangat terkenal itu merupakan salah satu dari karyanya.
Sang Pahlawan Pergerakan Nasional dan Sastrawan yang hingga kemerdekaan ini tetap tinggal di Jawa Barat berprinsip bahwa perjuangan tidak pernah berhenti. Setelah kemerdekaan ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan, suatu persatuan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 17 Juni 1959, pahlawan ini meninggal di Bandung dan dimakamkan di sana juga.
28 Maret 2009
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1430 H
Gema perayaan Maulid Nabi Muhammad saw berkumandang di mana-mana. Kerinduan akan getaran nilai-nilai Ilahiah semakin kental dalam kehidupan keseharian, tatkala kita sedang dalam cobaan kuat mendera. Hidup semakin sulit, nilai-nilai kemanusiaan dan gotong royong kian melonggar. Cobaan demi cobaan terus berdatangan di negeri ini. Tidak ada gantungan yang lebih kokoh kecuali mendekatkan diri kepada Allah. Lihatlah masjid, surau, majelis-majelis pengajian mulai dibanjiri dan dirindukan umat.
Perayaan Maulid Nabi, mempunyai tiga keuntungan. Pertama, dengan merayakan hari kelahiran Nabi, kita mengingat sirah Muhammad dilanjutkan dengan mengambil qudwah dan uswah hasanah (suri tauladan baik) darinya. Kedua, mengelimitasi dan menggarisbawahi hubungan erat dengan ahl al-bayt. Ketiga, mendorong persatuan di antara umat Islam sehingga mereka dapat bergandeng tangan dalam menghadap objek dakwahnya.
Begitu banyak pujian pernah dilontarkan dan pengakuan orang lain. Bahkan, para orientalis yang membaca sejarah Islam secara kritis, sangat kagum dan memberikan apresiasi terhadap Nabi Muhammad. Murtadha Mutahhari dalam bukunya Sekolah Ilahi, Akhlak Suci Nabi Yang Ummi, mengutip begitu banyak pendapat tentang Nabi, antara lain dari Costante Vergil Giorgio, "Sekalipun ia tidak berpendidikan, namun ayat-ayat permulaan yang diturunkan kepadanya menyebut-nyebut pena dan pengetahuan tentang tulisan, menulis, proses belajar dan mengajar.
Risalah-risalah yang disampaikan Nabi begitu relevan dengan kehidupan saat ini. Sabda beliau, "Catatlah perkataanku, simpan dan sampaikan kepada generasi mendatang. Sangat mungkin generasi mendatang memahami lebih baik makna kata-kataku daripada para pengikut yang sekarang duduk di sebelah mimbarku ini". Begitulah Nabi meninggalkan "mutiara kehidupan" kepada umatnya. Di tengah kekaguman orang lain terhadap Rasul, dan di tengah gegap gempita perayaan Maulid Nabi Muhammad, sebuah lagu yang dipopulerkan Bimbo, menghanyutkan kita dalam suasana yang religius. Rindu kami padamu ya Rasul. Rindu tiada terperi. Berabad jarak darimu ya Rasul, seakan engkau di sini……
27 Maret 2009
Kisah Tauladan Nabi Muhammad SAW
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.
Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
Peringatan Maulid 1430 H
Aku Ingin Berjuang
Seorang pemuda belia dari kabilah Aslam sedang termenung sendirian agaknya dia sedang sibuk memikirkan sesuatu yang membebani hatinya. Pemuda itu bertubuh kuat, gagah, penuh gairah untuk menghadapi masa depan yang penuh berbagai tantangan. Badanya tegap dan kuat, sanggup untuk dihadapkan pada perjuangan seperti yang sedang dilakukan oleh yang lain, jihad fisabilillah. Adakah jalan yang lebih afdol dan lebih mulia dari jihad fisabilillah..? Rasa-rasanya tak ada. Sebab itulah satu-satunya jalan jika memang benar-benar telah menjadi tujuan dan niat suci untuk mencari restu dn ridho Allah SWT. "Demi Allah, inilah satu kesempatan yang sangat baik", kata hati pemuda itu. Yah,.....sebab disana, serombongan kaum muslimin sedang bersiap menuju juang jihad fisabilillah. Sebagian sudah berangkat, sebagian lagi baru datang, dan akan segera berangkat. Semuanya menampakan wajah yang senang, pasrah, dan tenang dengan satu iman yang mendalam. Wajah-wajah mereka membayangkan suatu keyakinan penuh, bahwa sebelum ajal berpantang mati. Maut akan menimpa diman pun kita berada. yakin bahwa umur itu satu. kapan kan sampai batasnya, hanya Allah yang maha tahu. Bagaimana sebab dan kejadianya, takdir Allah lah yang menentukan. Maut, adalah sesuatu yang tak dapat dihindari manusia. Dia pasti datang menjemput manusia. Entah disaat manusia sedang duduk, diam di rumah, atau mungkin berada dalam perlindungan benteng yang kokoh, mungkin pula sedang bersembunyi ditempat persembunyiannya, di gua yang gelap, di jalan raya yang ramai, ataukah di medan peperangan. Bahkan bukan mustahil maut akan menjemput kala manusia sedang tidur, di atas temapt tidurnya. Semua itu hanya Allah lah yang berkuasa, dan berkehendak atasnya. Menunggu kedatangan maut memang masa-masa yang paling mendebarkan jiwa. Betapa tidak? Hanya sendirilah yang dapat dibawa menghadap penguasa yang Esa kelak. Medan juang fisabillah tersedia bagi mereka yang kuat. Penuh keberanian dan keikhlasan mencari ridho Allah semata. Mereka yang berjiwa suci ditengah-tengah tubuh yang perkasa. Angan-angan ikhlas yang disertai hati yang bersih. Memang, saat itu keberanian telah menjiwai setiap kalbu kaum muslimin. Panggilan dan dengungan untuk jihad fisabilillah merupakan angan-angan dan tujuan harapan mereka. Mereka yakin, dibalik hiruk-pikuknya peperangan Allah telah menjanjikan imbalan yang setimpal baginya. Selain dengan itu dia dapat membersihkan jiwanya dari berbagi noda. Baik itu berupa noda-noda aqidah, niat-niat jahat, berbagi dosa perbuatan ataupun kekotoran muamalah yang lain. Pengorbanan mereka yang mulia itu menunjukan kepribadian yang baik dan luhur. Semua sesuai dengan ajaran agama yang murni. Pantas menjadi contoh dan teladan, bahkan sebagai mercu suar yang menerangi dunia dan isi alam semesta. Itulah renungan hati pemuda Aslam yang gagah itu. Sepenuh hati dia berkata seolah kepada diri sendiri. "Harus ! harus dan mesti aku berbut sesuatu. Jangan kemiskinan dan kefakiran ini menjadi hamabtan dan penghalang mencapai tujuanku." Mantap, penuh keyakinan dan semangat yang tinggi pemuda tersebut ini menggabungkan diri dengan pasukan kaum muslimin. Usia pemuda itu memang masih belia, namun cara berfikir dan jiwanya cukup matang, kemauanya keras, ketangksan dan kelincahan menjadi jaminan kegesitanya di medan juang. Namun mengapa pemuda yang begitu bersemangat itu tak dapat ikut serta dalam barisan pejuan? Seababnya hanya satu. Dia tidak mempunyai bekal dan senjata apa-apa yang dapat dipakainya untuk berperang karena kemiskinan dan kefakiranya. Sebab pikirnya, tidak mungkin untuk terjuan ke medan perjuangan tanpa senjata apapun. Tanpa senjata dia tidak mampu melakukan apapun. Bahkan dia tidak akan berfungsi apa-apa. Mungkin untuk menyelamatkan diri saja, dia tidak mampu. Inilah yang menjadikan pemuda itu berfikir panjang lebar. Otaknya bekerja keras agar hasratnya yang besar berjuang dapat tercapai. Setelah tidak juga dicapainya pemecahan, dia pergi menghadap Rasulullah SAW. Diceritakan semua keadaan dan penderitaan serta keinginannya yang besar. Dia memang miskin, fakir dan menderita, namun dia tidk mengharapkan apa-apa dari keikutsertaanya berjaung. Dikatakanya kepada Rasulullah SAW, bahwa dia tidak meminta berbagai pendekatan duniawi kepada Rasulullah; Dia hanya menginginkan bagaimana caranya agar dia dapat masuk barisan pejuang fisabilillah. Mendengar hal demikian, Rasulullah bertanya, setelah dengan cermat meneliti dan memandang pemuda tersebut: "Hai pemuda, sebenarnya apa yang engkau katakan itu dan apa pula yang engkau harapkan?". "Saya ingin berjuang, ya Rasulullah!" jawab pemuda itu. "Lalu apa yang menghalangimu untuk melakukan itu", tanya Rasulullah SAW kemudian. "Saya tidk mempunyai perbekalan apa-apa untuk persiapan perjaungan itu ya Rasulullah", jawab pemuda tersebut terus terang. Alangkah tercengangnya Rasulullah mendengar jawaban itu. Cermat diawasinya wajah pemuda tersebut. Wajah yang berseri-seri, tanpa ragu dan penuh keberanian menghadap maut, sementara disana banyak kaum munafikin yang hatinya takut dan gentar apabila terdengar panggilan seruan untuk berjaung jihad fisabilillah. Demi Allah! jauh benar perbedaan pemuda itu dengan para munafiqin di sana. Kaum munafiqin yang dihinggapi rasa rendah diri, selalu mementingkan diri-sendiri. Mereka tidak suka dan tidak mau memikul beban dan tanggung jawab demi kebenaran yang hakiki. Kaum yang tidak senang hidup dalam alam kedamaian dan ketentraman dlam ajaran agama yang benar. Mereka lebih suka berada dalam hidup dan suasana kegelapan dan kekalutan. Ibarat kuman-kuman kotor, yang hidupnya hanya untuk mengacau dan menghancurkan apa saja. Celakalah mereka yang besar dan tegap badan serta tubuhnya namun licik dan kerdil pikiran serta hatinya. Kebanggaanlah bagimu yang tepat hai pemuda! semogalah Allah banyak menciptakan manusia-manusia sepertimu. Yang dapat menjadi generasi penerusmu. Yang akan menjunjung tinggi kemulyaan Islam, budi pekerti yang mulia menuju alam yang bahagia sejahtera lahir batin. Benar, kaum muslimin sangat memrlukan jiwa yang demikian. Jiwa yang besar penuh keyakinan, dan juga keberanian yang mantap. Sepantasnya pemuda seperti dari kabilah Aslam itu mendapat segala keperluan serta keinginanya untuk melaksanakan hasrat cita-cita keinginan itu. Rasulullah SAW akhirnya berkata kepada pemuda Aslam tersebut: "Pergilah engkau kepada si Fulan! Dia yang sebenarnya sudah siap lengkap dengan perlatan berperang tapi tidak jadi berangkat karena sakit. Nah pergilah kepadanya dan mintalah perlengkapan yang ada padanya." Pemuda itu pun bergegas menemui orang yang ditunjukan Rasulullah SAW tadi. Katanya kepada si Fulan: "Rasulullah SAW menyampaikan salam padamu juga pesan. Beliau berpesan agar perlengkapan perang yang engkau miliki yang tidak jadi engkau pakai pergi berperang agar diserahkan kepadaku." Orang yang tidak jadi berperang itu penuh hormat menjalankan perintah Rasulullah SAW sambil mengucapkan: "Selamat datang wahai utusan Rasulullah! Saya hormati dan taati segala perintah Rasulullah SAW." Segera dia menyuruh istrinya untuk mengambil pakaian dan peralatan perang yang tidak jadi dipakainya. Diserahkan semua itu pada pemuda kabilah Aslam. Sambil mengucapkan terima kasih pemuda tersebut menerima perlengkapan itu. Sebelum dia berangkat dan meninggalkan rumah itu, pemuda tersebut sempat berucap: "Terima kasih sebesar-besarnya. Anda telah menghilangkan seluruh duka dan keputusasaanku. Bagimu pahala Allah yang besar tiada taranya. Terima kasih.........Terima kasih." Pemuda suku Aslam itu kemudian keluar dengan riang. Wajahnya bersinar gembira. Dengan berlari-lari dia meningalkan rumah orang yang tidak jadi berperang itu. Di tengah jalan pemuda tersebut bertemu dengan salah satu temanya yang keheranan dan bengong. Tanyanya: "Hai, hendak kemana engkau?", "Aku akan menuju jannatul firdaus yang selebar langit dan bumi", jawab pemuda itu dengan singkat dan tepat. |
07 Maret 2009
Try out UASBN dan Ujian Pra UAS
Tak hanya itu, Dinas Pendidikan juga tidak tinggal diam. Pada tanggal 11-13 Maret 2009 nanti, juga akan melaksanakan Pra UAS yang dilaksanakan serempak di semua sekolah. Yang artinya, Pihak sekolah dan Pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan telah sama-sama untuk mengambil langkah-langkah peningkatan mutu pendidikan.
Tentu tak hanya sekolah dan Dinas Pendidikan, tapi keterlibatan Orang tua juga Sangat besar Pengaruhnya untuk dapat meningkatkan Hasil UASBN. Orang tua sebagai orang yang terdekat dengan Siswa ketika berada di luar jam sekolah. Maka, kontrol dari Keluarga merupakan kunci keberhasilan Dunia Pendidikan Kita.
Oleh karena itu, Mari kita bekerja sama untuk Keberhasilan Anak-anak kita.
Hidup, Dunia Pendidikan Indonesia!
19 Januari 2009
Persiapan UASBN 2008-2009
Menurut pak Muhammad, SH selaku Kepala Sekolah, Secara khusus untuk mata pelajaran yang di UASBN kan, Kita akan lebih memacu dan memompa siswa agar dapat memperoleh hasil yang maksimal pada semester II. Tentunya dengan berbagai cara agar mereka bisa lebih cepat mencerna dan mengerti tentang materi mata pelajaran tersebut.
-
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang berjiwa Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran Profes...
-
UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL, SESEORANG HARUS : 1. mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi profesionalism...